Selasa, 31 Juli 2012

Beberapa Faktor Membuat Kolam Terpal

Budidaya ikan dapat dilakukan di pekarangan rumah, dengan menggunakan media terpal. Cara ini sangat murah dan juga mudah dilakukan. Bisa juga dijadikan alternatif buat membudidayakan ikan selain ikan nila, seperti ikan lele, ikan mas, atau bahkan ikan hias. Baik pemula ataupun peternak ikan yang sudah professional dapat mencoba untuk budidaya ikan nila menggunakan media terpal. Pembuatan kolam menggunakan terpal ini juga tidaklah terlalu rumit, dan tentu saja biayanya lebih murah bila dibandingkan kolam yang dibuat menggunakan beton (kolam permanen). Kolam terpal adalah kolam yang biaya pembuatannya sangat murah. Cocok untuk daerah yang tanahnya tidak bisa menyimpan air.

1. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membangun kolam terpal:
  1. Sumber air untuk mengisi kolam terpal
    Sumber air berupa air sumur, air PAM, air hujan yang ditampung, dan lain-lain yang layak digunakan. Lebih ideal lagi jika kolam terpal mendapat pasokan dari sungai, saluran irigasi, waduk, atau danau.
  2. Ketinggian lokasi
    Ketinggian lokasi perlu diperhatikan karena terkait dengan suhu air.
  3. Ukuran ikan
    Ukuran yang akan dipelihara perlu dipertimbangkan karena terkait dengan kedalaman air di dalam kolam. Misalnya, benih nila cocok dipelihara pada kedalaman air 40-50 cm. Untuk menampung air sedalam 40 cm, cukup dibuat kolam dengan ketinggian atau kedalaman sekitar 60 cm. Untuk usaha pembesaran yang menggunakan benih ukuran 20-30 g/ekor, dibutuhkan kedalaman air antara 80-100 cm. Untuk menampung air sedalam 100 cm, diperlukan kolam dengan ketinggian atau kedalaman sekitar 120 cm.
  4. Dasar tanah dan kerangka yang digunakan
    Dasar tanah untuk peletakan kolam terpal harus rata, begitu pula dengan kerangka yang digunakan hendaknya tidak berbahan tajam karena dapat membuat terpal sobek. Bila tanah tidak rata, sebaiknya diberi lapisan dan pelepah batang pisang atau sekam padi. Selain berfungsi meratakan tanah, kedua bahan ini dapat menstabilisasi suhu.
  5. Peralatan Pendukung
    Dalam pengelolaan kualitas air di kolam terpal, diperlukan beberapa peralatan, baik untuk menjaga ketersediaan air maupun untuk memelihara kualitas air. Beberapa peralatan yg perlu disediakan adalah Aerator atau blower yg hanya diperlukan sewaktu-waktu untuk meningkatkan kandungan oksigen, Pompa, selang atau pipa yang digunakan untuk mengalirkan air dari sumber air ke kolam terpal ataupun untuk membersihkan dasar kolam dengan cara melakukan sifon.
2. Jenis Kolam Terpal
Berdasarkan bahan dan cara membuatnya, terutama dinding atau kerangka kolam maka dikenal adanya beberapa jenis kolam terpal, antara lain:
  1. Kolam terpal dengan kerangka bambu, kayu, pipa ledeng, atau besi.
  2. Kolam terpal dengan dinding batako atau batu bata.
  3. Kolam terpal dengan dinding tanah.
  4. Kolam beton atau kolam tanah berlapis terpal.
Kolam (a) dan (b) tersebut termasuk ‘kolam terpal di atas permukaan tanah”, kolam (c) merupakan kolam terpal di bawah permukaan tanah, dan kolam (d) dapat berupa ‘kolam di bawah permukaan tanah atau di atas permukaan tanah”

Gambar sketsa kolam terpal (a) & (b)
3. Keunggulan Kolam Terpal
Keunggulan dari kolam terpal adalah dapat diterapkan (dibangun) di berbagai tempat, tidak harus di lahan yang ideal sebagaimana pembangunan kolam konvensional. Kolam terpal juga mudah dibersihkan dan dipindahkan. Membudidayakan ikan dikolam terpal, padat penebarannya dapat ditingkatkan, sintasan atau kelangsungan hidup (survival rate) lebih tinggi, pertumbuhan ikan dapat dipacu, dan ikan hasil panen tidak berbau lumpur. Di samping itu, pembuatan dan pemeliharaan ikan di kolam terpal juga lebih mudah (secara teknis) dan lebih murah (secara finansial). Karena keunggulan itulah maka budi daya ikan di kolam terpal ini terus berkembang, termasuk untuk pemeliharaan ikan nila, lele, gurame.

4. Berikut ini contoh cara membuat kolam terpal dengan dinding tanah untuk budidaya ikan. Kolam terpal bisa juga dibuat dengan tanpa melakukan penggalian. Sebagai ganti galian kolam, bisa dibuat kerangka dari tumpukan batu bata atau batako. Cara pembuatan selanjutnya sama dengan cara bawah.
  1. Bahan: 
    1. Terpal (tebal minimal A3, dan ukuran sesuai dengan keinginan anda)
    Panjang terpal (P) = P kolam terpal+ (2x kedalaman kolam) + 10 cm.
    Lebar terpal (L) = L kolam + (2x kedalaman kolam terpal) + 10 cm. 
    Misal : Untuk kolam 3x2x1 (meter) itu pake ukuran terpal 4x5 m = 3(+1+1)x2(+1+1
    2. Sekam
    3. Batako / Bata Merah
  1. Cara pembuatan kolam terpal dengan dinding tanah.
Gambar sketsa kolam terpal dengan dinding tanah.
  1. Cari posisi tanah yang langsung terkena sinar matahari dan cukup luas untuk pembuatan kolam.
  2. Gali tanah dengan luas dan kedalaman sesuai dengan yang diinginkan. Gali tanah sesuai dengan luas kolam yang anda inginkan dengan kedalaman misal ± 50 cm.
  3. Tanah hasil galian tadi digunakan untuk tanggul di sisi kolam dan dipadatkan supaya tanggul tersebut kuat lalu permukaan tanggul diberi batako/bata merah supaya permukaannya rata.
  4. Setelah penggalian selesai, selanjutnya dasar kolam diberi sekam secar merata setinggi kurang lebih 10 cm. Terpal di pasang dan sisa terpal (10 cm) ditutupi dengan batu bata atau batako.
  5. Cara Pengisian Air di Kolam Terpal
  1. Sikat terpal untuk menghilangkan zat kimia yang menempel pada terpal yang dapat menyebabkan kematian ikan
  2. Kemudian keringkan kolam kira-kira 1 hari, kemudian masukkan air dgn ketinggian 30 cm.
  3. Diamkan kolam selama satu minggu.
  1. Terpal siap dipasang dan diisi air.
  2. Diatas terpal diberi batako/bata merah supaya aman dan rapi. Hal ini dimaksudkan supaya terpal tidak gampang berubah posisi, terutama saat angin berhembus lumayan kencang.
5. Perawatan/pembersihan di kalangan pembudidaya ikan kolam terpal proses ini dikenal dengan istilah pen-siphon-an. Lumpur berwarna coklat tua atau coklat kehitam-hitaman terbentuk dari akumulasi kotoran ikan (feces) dan sisa pellet yang tak termakan oleh ikan. Timbunan lumpur ini secara rutin memang harus dikeluarkan dari lingkungan air kolam karena merupakan sumber terbentuknya amonia sebagai hasil proses dekomposisi kotoran. Jika kotoran berbentuk lumpur pekat ini tidak segera dibersihkan maka kadar amonia dalam air kolam akan meningkat dan dapat mengancam kelangsungan hidup ikan-ikan yang dipelihara. Keterlambatan atau bahkan kealpaan melakukan pen-siphon-an dapat berakibat fatal karena kadar amonia yang cukup tinggi dalam lingkungan air kolam bisa menyebabkan kematian ikan secara masal. Agar lebih praktis, pembersihan lumpur ini dapat dilakukan dengan cara penyedotan (menghisap) langsung dari dasar kolam. Prosesnya dapat dilakukan dengan menggunakan pompa (mesin/ listrik) atau gravitasi (tanpa pompa). cara gravitasi ini hanya dapat dilakukan jika elevasi permukaan dasar kolam terpal tidak lebih rendah dari elevasi saluran limbah yang dibuat mengitari lokasi kolam-kolam budidaya menuju tempat pengendapan kotoran (bibuat saat pembuatan kolam direncanakan penampung limbah dengan kemiringan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar