Beberapa
Faktor Membuat Kolam Terpal
Budidaya
ikan dapat dilakukan di pekarangan rumah, dengan
menggunakan media terpal. Cara ini sangat murah dan juga mudah
dilakukan. Bisa juga dijadikan alternatif buat membudidayakan ikan
selain ikan nila, seperti ikan lele, ikan mas, atau bahkan ikan hias.
Baik pemula ataupun peternak ikan yang sudah professional dapat
mencoba untuk budidaya ikan nila menggunakan media terpal. Pembuatan
kolam menggunakan terpal ini juga tidaklah terlalu rumit, dan tentu
saja biayanya lebih murah bila dibandingkan kolam yang dibuat
menggunakan beton (kolam permanen). Kolam terpal adalah kolam yang
biaya pembuatannya sangat murah. Cocok untuk daerah yang tanahnya
tidak bisa menyimpan air.
1.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membangun kolam
terpal:
- Sumber
air untuk mengisi kolam terpal
Sumber
air berupa air sumur, air PAM, air hujan yang ditampung, dan
lain-lain yang layak digunakan. Lebih ideal lagi jika kolam terpal
mendapat pasokan dari sungai, saluran irigasi, waduk, atau danau.
Ketinggian
lokasi
Ketinggian
lokasi perlu diperhatikan karena terkait dengan suhu air.
Ukuran
ikan
Ukuran
yang akan dipelihara perlu dipertimbangkan karena terkait dengan
kedalaman air di dalam kolam. Misalnya, benih nila cocok dipelihara
pada kedalaman air 40-50 cm. Untuk menampung air sedalam 40 cm,
cukup dibuat kolam dengan ketinggian atau kedalaman sekitar 60 cm.
Untuk usaha pembesaran yang menggunakan benih ukuran 20-30 g/ekor,
dibutuhkan kedalaman air antara 80-100 cm. Untuk menampung air
sedalam 100 cm, diperlukan kolam dengan ketinggian atau kedalaman
sekitar 120 cm.
Dasar
tanah dan kerangka yang digunakan
Dasar
tanah untuk peletakan kolam terpal harus rata, begitu pula dengan
kerangka yang digunakan hendaknya tidak berbahan tajam karena dapat
membuat terpal sobek. Bila tanah tidak rata, sebaiknya diberi
lapisan dan pelepah batang pisang atau sekam padi. Selain berfungsi
meratakan tanah, kedua bahan ini dapat menstabilisasi suhu.
Peralatan
Pendukung
Dalam
pengelolaan kualitas air di kolam terpal, diperlukan beberapa
peralatan, baik untuk menjaga ketersediaan air maupun untuk
memelihara kualitas air. Beberapa peralatan yg perlu disediakan
adalah Aerator atau blower yg hanya diperlukan sewaktu-waktu untuk
meningkatkan kandungan oksigen, Pompa, selang atau pipa yang
digunakan untuk mengalirkan air dari sumber air ke kolam terpal
ataupun untuk membersihkan dasar kolam dengan cara melakukan sifon.
2.
Jenis Kolam Terpal
Berdasarkan
bahan dan cara membuatnya, terutama dinding atau kerangka kolam maka
dikenal adanya beberapa jenis kolam terpal, antara lain:
Kolam
terpal dengan kerangka bambu, kayu, pipa ledeng, atau besi.
Kolam
terpal dengan dinding batako atau batu bata.
Kolam
terpal dengan dinding tanah.
Kolam
beton atau kolam tanah berlapis terpal.
Kolam
(a) dan (b) tersebut termasuk ‘kolam terpal di atas permukaan
tanah”, kolam (c) merupakan kolam terpal di bawah permukaan tanah,
dan kolam (d) dapat berupa ‘kolam di bawah permukaan tanah atau di
atas permukaan tanah”
Gambar
sketsa kolam terpal (a) & (b)
3.
Keunggulan Kolam Terpal
Keunggulan
dari kolam terpal adalah
dapat diterapkan (dibangun) di berbagai tempat, tidak harus di
lahan yang ideal sebagaimana pembangunan kolam konvensional. Kolam
terpal juga mudah dibersihkan dan dipindahkan. Membudidayakan ikan
dikolam terpal, padat penebarannya dapat ditingkatkan, sintasan atau
kelangsungan hidup (survival rate) lebih tinggi, pertumbuhan ikan
dapat dipacu, dan ikan hasil panen tidak berbau lumpur. Di samping
itu, pembuatan dan pemeliharaan ikan di kolam terpal juga lebih mudah
(secara teknis) dan lebih murah (secara finansial). Karena keunggulan
itulah maka budi daya ikan di kolam terpal ini terus berkembang,
termasuk untuk pemeliharaan ikan nila, lele, gurame.
4. Berikut ini contoh
cara membuat kolam terpal dengan dinding tanah untuk budidaya
ikan. Kolam
terpal bisa juga dibuat dengan tanpa melakukan penggalian. Sebagai
ganti galian kolam, bisa dibuat kerangka dari tumpukan batu bata atau
batako. Cara pembuatan selanjutnya sama dengan cara bawah.
Bahan:
1. Terpal
(tebal minimal A3, dan ukuran sesuai dengan keinginan anda)
Panjang
terpal (P) = P kolam terpal+ (2x kedalaman kolam) + 10 cm.
Lebar
terpal (L) = L kolam + (2x kedalaman kolam terpal) + 10 cm.
Misal
: Untuk
kolam 3x2x1 (meter) itu pake ukuran terpal 4x5 m = 3(+1+1)x2(+1+1
2. Sekam
3. Batako
/ Bata Merah
Cara
pembuatan kolam terpal dengan dinding
tanah.
Gambar
sketsa kolam terpal dengan dinding tanah.
Cari
posisi tanah yang langsung terkena sinar matahari dan cukup luas
untuk pembuatan kolam.
Gali
tanah dengan luas dan kedalaman sesuai dengan yang diinginkan. Gali
tanah sesuai dengan luas kolam yang anda inginkan dengan kedalaman
misal ± 50 cm.
Tanah
hasil galian tadi digunakan untuk tanggul di sisi kolam dan
dipadatkan supaya tanggul tersebut kuat lalu permukaan tanggul
diberi batako/bata merah supaya
permukaannya rata.
Setelah
penggalian selesai, selanjutnya dasar kolam diberi sekam secar
merata setinggi kurang lebih 10 cm. Terpal di pasang dan sisa terpal
(10 cm) ditutupi dengan batu bata atau batako.
Cara
Pengisian Air di Kolam Terpal
Sikat
terpal untuk menghilangkan zat kimia yang menempel pada terpal yang
dapat menyebabkan kematian ikan
Kemudian
keringkan kolam kira-kira 1 hari, kemudian masukkan air dgn
ketinggian 30 cm.
Diamkan
kolam selama satu minggu.
Terpal
siap dipasang dan diisi air.
Diatas
terpal diberi batako/bata merah supaya aman dan rapi. Hal ini
dimaksudkan supaya terpal tidak gampang berubah posisi, terutama
saat angin berhembus lumayan kencang.
5.
Perawatan/pembersihan di
kalangan pembudidaya ikan kolam terpal proses ini dikenal dengan
istilah pen-siphon-an.
Lumpur berwarna
coklat tua atau
coklat kehitam-hitaman
terbentuk dari akumulasi kotoran ikan (feces)
dan sisa pellet
yang tak termakan oleh ikan. Timbunan lumpur ini secara rutin memang
harus dikeluarkan dari lingkungan air kolam karena merupakan sumber
terbentuknya amonia
sebagai hasil proses dekomposisi
kotoran. Jika kotoran berbentuk lumpur pekat ini tidak segera
dibersihkan maka kadar amonia
dalam air kolam akan meningkat dan dapat mengancam kelangsungan hidup
ikan-ikan yang dipelihara. Keterlambatan atau bahkan kealpaan
melakukan pen-siphon-an
dapat berakibat fatal karena kadar amonia
yang cukup tinggi dalam lingkungan air kolam bisa menyebabkan
kematian ikan secara masal. Agar
lebih praktis, pembersihan lumpur ini dapat dilakukan dengan cara
penyedotan (menghisap) langsung dari dasar kolam. Prosesnya dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa (mesin/ listrik) atau gravitasi
(tanpa pompa). cara
gravitasi ini hanya dapat dilakukan jika elevasi permukaan dasar
kolam terpal tidak lebih rendah dari elevasi saluran limbah yang
dibuat mengitari lokasi kolam-kolam budidaya menuju tempat
pengendapan kotoran (bibuat saat pembuatan kolam direncanakan
penampung limbah dengan kemiringan).